Senin, 05 Juli 2010

Konfigurasi dan Instalasi Aglets

Aglet merupakan sebuah gabungan dari agen dan applet. Selain itu, aglets ini berupa sebuah perangkat lunak agen bergerak yang berbasis Java.
Aplikasi Aglet ini dapat mengalami beberapa kejadian/tool dalam hidupnya diantaranya:
Creation: dimana tool ini diinstansiasi dan threaf utamanya kemudian di eksekusi.
Disposal: dimana aglet ini dimusnahkan sehingga informasinya hilang.
Cloning: dimana aglet ini di replikasi/digandakan, dengan status yang ada tapi dengan identitas yang baru.
Dispatch: aglet dan state dikirim ke sebuah host terpisah.
Retract: aglet yang sebelumnya di-dispatch ditarik kembali dari host yang terpisah.
Deactivation: aglet dan statusnya dikirim ke persistent storage.
Activation: aglet dan statusnya dikirim dari persistent storage.

Instalasi Aglets
Untuk langkah instalasinya, pertama-tama bisa download ASDK (Aglet Software Development Kit) nya. Asumsi saya disini, kita telah menginstall J2SDK dan JRE yang bisa di download di http://java.sun.com.
Setelah di download ASDK, dimana arsipnya adalah: aglets-2.0.2.jar, kemudian ekstrak dimana saja (saya mengkekstraknya di desktop) dan juga saya mengekstraknya pada home (pada ubuntu)

Buka command prompt (pada win*** ) atau terminal (pada GNU/Linux)
Kemudian pindah ke direktori dimana tadi kita mengekstrak aglet.
Setelah itu, pindah ke direktori bin dari aglet tadi.
Kemudian kita ketikkan perintah ant pada command prompt.
Pada terminal di GNU/Linux, kita ketikkan chmod 755 ant.
Kemudian kita ketikkan ./ant
apabila sukses, akan muncul kata BUILD SUCCESSFUL.















Kemudian kita ketikkan ant install-home ,apabila sukses, akan muncul pula kata diatas.















Kemudian kita setting environment variablesnya masih pada direktori seperti tadi dengan cara seperti ini pada command prompt:
set AGLETS_HOME=c:\java\aglets
set AGLETS_PATH=%AGLETS_HOME%
set PATH=%PATH%;%AGLETS_HOME%\bin
pada Ubuntu kita ketik seperti ini pada terminal:
export AGLETS_HOME=/java/aglets
export AGLETS_PATH=$AGLETS_HOME
export PATH=$PATH:$AGLETS_HOME/bin
setelah itu kita jalan kan dengan perintah:
pada command prompt wind*** (catatan: saya juga masih mengalami masalah pada OS ini): agletsd -f ..\cnf\aglets.props
pada terminal: ./agletsd -f ../cnf/aglets.props


INSTALANSI dan KONFIGURASI BIND 9

A. Pendahuluan

DNS (Domain Name System, bahasa Indonesia: Sistem Penamaan Domain) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.

DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.

Jenis-jenis catatan DNS

Beberapa kelompok penting dari data yang disimpan di dalam DNS adalah sebagai berikut:

· A record atau catatan alamat memetakan sebuah nama host ke alamat IP 32-bit (untuk IPv4).

· AAAA record atau catatan alamat IPv6 memetakan sebuah nama host ke alamat IP 128-bit (untuk IPv6).

· CNAME record atau catatan nama kanonik membuat alias untuk nama domain. Domain yang di-alias-kan memiliki seluruh subdomain dan rekod DNS seperti aslinya.

· '[MX record]] atau catatan pertukaran surat memetakan sebuah nama domain ke dalam daftar mail exchange server untuk domain tersebut.

· PTR record atau catatan penunjuk memetakan sebuah nama host ke nama kanonik untuk host tersebut. Pembuatan rekod PTR untuk sebuah nama host di dalam domain in-addr.arpa yang mewakili sebuah alamat IP menerapkan pencarian balik DNS (reverse DNS lookup) untuk alamat tersebut. Contohnya (saat penulisan / penerjemahan artikel ini), www.icann.net memiliki alamat IP 192.0.34.164, tetapi sebuah rekod PTR memetakan ,,164.34.0.192.in-addr.arpa ke nama kanoniknya: referrals.icann.org.

· NS record atau catatan server nama memetakan sebuah nama domain ke dalam satu daftar dari server DNS untuk domain tersebut. Pewakilan bergantung kepada rekod NS.

· SOA record atau catatan otoritas awal (Start of Authority) mengacu server DNS yang mengediakan otorisasi informasi tentang sebuah domain Internet.

· SRV record adalah catatan lokasi secara umum.

Catatan TXT mengijinkan administrator untuk memasukan data acak ke dalam catatan DNS; catatan ini juga digunakan di spesifikasi Sender Policy Framework.

Jenis catatan lainnya semata-mata untuk penyediaan informasi (contohnya, catatan LOC memberikan letak lokasi fisik dari sebuah host, atau data ujicoba (misalkan, catatan WKS memberikan sebuah daftar dari server yang memberikan servis yang dikenal (well-known service) seperti HTTP atau POP3 untuk sebuah domain.

Perangkat lunak DNS

Beberapa jenis perangakat lunak DNS menerapkan metode DNS, beberapa diantaranya:

Ø BIND (Berkeley Internet Name Domain)

Ø djbdns (Daniel J. Bernstein's DNS)

Ø MaraDNS

Ø QIP (Lucent Technologies)

Ø NSD (Name Server Daemon)

Ø PowerDNS

Ø Microsoft DNS (untuk edisi server dari Windows 2000 dan Windows 2003)

B. Tujuan

Dapat melakukan instalasi serta mampu melakukan setting DNS server pada system operasi Linux

C. Langkah-langkah instalansi dan konfigurasi Bind9

Install DNS Server:

View Code BASH

sudo apt-get install bind9

Konfigurasi DNS Server:

1) Asumsi kita adalah:

View Code INI

IP Address DNS Server Statis

IP Address DNS Server : 192.168.81.81

Nama Website : http://www.ardiansah.co.cc

Network : 192.168.81.0

Gateway : 192.168.81.81

Nama computer : ubuntu

2) Yang pertama di konfigurasi adalah file named.conf.local:

View Code BASH

sudo nano /etc/bind/named.conf.local

3) Buat konfigurasi seperti ini:

View Code BASH

# zona untuk domain -> ip address

zone "ardiansah.co.cc" {

type master;

file "/etc/bind/zones/ardiansah.co.cc.db";

};

# zona untuk ip address -> domain

zone "81.168.192.in-addr.arpa" {

type master;

file "/etc/bind/zones/rev.81.168.192.in-addr.arpa";

};

4) Untuk mengakses DNS Server lain yang isinya lebih lengkap:

View Code BASH

sudo nano /etc/bind/named.conf.options

5) Trus isikan IP Address atau Domain DNS Server lain yang lebih lengkap, misalnya:

View Code BASH

forwarders {

123.456.789.012;

};

6) Supaya DNS Server yang udah dibuat juga bisa mengakses dirinya sendiri:

View Code BASH

sudo nano /etc/resolv.conf

7) Trus isi dirinya sendiri:

View Code BASH

search ardiansah.co.cc.

nameserver 192.168.81.81

8) Akhirnya adalah kita buat zona untuk DNS Server, dengan urutan sebagai berikut:

View Code BASH

sudo mkdir /etc/bind/zones

sudo nano /etc/bind/zones/ardiansah.co.cc.db

9) Trus isikan perintah sebagai berikut:

View Code BASH

$TTL 1500

@ IN SOA ubuntu.ardiansah.co.cc. root (

2007062703

28800

3600

604800

38400

);

ardiansah.co.cc. IN NS ubuntu.ardiansah.co.cc.

ubuntu IN A 192.168.81.81

www IN CNAME ubuntu

10) Kebalikannya adalah:

View Code BASH

sudo nano /etc/bind/zones/rev.81.168.192.in-addr.arpa

11) Isikan perintah sebagai berikut:

View Code BASH

$TTL 1500

@ IN SOA ubuntu.ardiansah.co.cc. root (

2007062703

28800

3600

604800

38400

);

IN NS ubuntu.ardiansah.co.cc.

81 IN PTR ubuntu.ardiansah.co.cc.

12) Akhirnya restart DNS Server:

View Code BASH

sudo /etc/init.d/bind9 restart

RoutingHybird

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada CISCO. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja dan routing ini tidak didukung dalam jenis router yang lain.
EIGRP sering disebut juga hybrid-distance-vector routing protocol, karena cara kerjanya menggunkan dua tipe routing protocol,yaitu
Distance vector protocol dan Link-State protocol, Dalam pengertian bahwa routing EIGRP sebenarnya merupakan distance vector protocol tetapi prinsip kerjanya menggunakan links-states protocol.sehingga EIGRP disebuat sebagai hybrid-distance-vector,mengapa dikatakan demikian karena prinsip kerjanya sama dengan links-states protocol yaitu mengirimkan semacam hello packet.

a. Compability mode
EIGRP menawarkan mendukung multiprotocol sedangkan pada igrp tidak mendukung multiprotocol. Metric calculation metric calculation adalah penghitungan metric EIGRP dan IGRP dari hasil perhitungan metric tadi maka EIGRP dan IGRP akan memilih sebuah jalur yang dianggap paling efisief untuk menuju ke network tujuan. gambaran perhitungan metric calculation















b. Hopcount
HOP count IGRP bisa mencapai maximal sebanyak 255 sedangkan EIGRP hanya mendukung hop count maximal sebanyak 224.


c. Automatic protocol redistribution
EIGRP akan secara otomatis akan mendistribusikan routing tablenya
ke routing protocol yang lainya.


d. Route tagging

EIGRP mengenal yang namanya internal routing dan external routing EIGRP,dan EIGRP memiliki fasilitas route tagging yang berfungsi untuk mengecek external routing ,sehingga EIGRP akan mengetahui routing protocol yang digunakan oleh router tetangganya.

Distance Vector Routing

RIP dan IGRP keduanya menggunakan metoda distance vector routing, walaupun IGRP menawarkan banyak pengembangan dari RIP.








Memahami Routing - Hop Count
Pada contoh berikut, kita menggunakan hop count sebagai suatu metric cost untuk mengetahui network. Router #1 hanya mengetahui network-2 yang terhubung kepada router tersebut saja yaitu network A dan B. Dan masing-2 network mempunyai harga 1 hop count untuk melintas dari satu network A ke B atau sebaliknya. Pengetahuan ini di broadcast kepada router-2 tetangganya, sehingga router #2 yang hanya mengetahui network B dan C menambah dalam tabelnya dengan pengetahuan network A yaitu 2 hop count.

Router #2 mengetahui network yang terhubung kepadanya saja yaitu network B dan C, dan membroadcast pengetahuannya kepada router #3 dan router #1. Router #1 menambah dalam tabelnya network C yang berharga 2 hop count. Router #3 yang hanya mengetahui network C dan D menambah dalam tabelnya network B yang berharga 2 hop count. Begitu seterusnya router-2 memperlajari routing information dari router disebelahnya sehingga bisa digambarkan seperti pada table dibawah berikut ini setelah semua router mencapai convergence.
Distance Vector routing mempunyai prinsip-2 berikut:
  • Router mengirim update hanya kepada router tetangganya
  • Router mengirim semua routing table yang diketahuinya kepada router tetangganya
  • Table ini dikirim dengan interval waktu tertentu, dimana setiap router dikonfigure dengan interval update masing-2
  • Router memodifikasi tabelnya berdasarkan informasi yang diterima dari router teangganya.
Karena router-2 menggunakan metoda distance vector routing dalam mengirim informasi table routing secara keseluruhan dengan interval waktu yang tertentu, mereka ini rentan terhadap suatu kondisi yang disebut routing loop (juga disebut sebagai kondisi count-to-infinity). Seperti halnya dengan bridging loop pada STP, routing loop terjadi jika dua router berbagi informasi yang berbeda.
Metoda-2 berikut dapat digunakan untuk meminimalkan efek dari routing loop:
  • Split horizon, metoda split ini memungkinkan router melakukan trackin terhadap datang nya informasi dari router mana. Router tidak melaporkan informasi routing kepada router pada jalur yang sama. Dengan kata lain router tidak melaporkan informasi kembali kepada router yang memberi informasi tersebut.


Distance Vector -Split Horizon
  • Split horizon dengan Poison reverse, atau disebut juga metoda poison reverse. Router-2 tetap mengirim informasi route kembali kepada router pada hop berikutnya, akan tetapi mengabarkan jalur tersebut sebagai unreachable. Jika router pada hop berikutnya tadi mengetahui kalau jalur / router tersebut masih bisa dicapai, maka informasi diabaikan. Jika jalur ternyata time-out, maka route segera di set sebagai unreachable. Convergence terjadi lebih cepat dengan metoda poison reverse dibandingkan simple split horizon. Akan tetapi menghasilkan traffic yang lebih besar sebab seluruh routing table di broadcast setiap kali suatu update dikirim.









Distance Vector - Split Horizon dg Poison Reverse
  • Triggered updates, router-2 yang menerima informasi yang diupdate (perubahan) akan mem-broadcast perubahan tersebut segera ketimbang menunggu interval. Dengan cara ini router mem-broadcast routing table secara periodic, akan tetapi jika ada perubahan maka router segera mem-broadcast langsung perubahan tersebut.









Distance Vector - Triggered Method
  • Hold downs, dengan metoda ini, router-2 akan “hold” (menahan) suatu update yang berusaha mengembalikan link yang expired. Periode waktu umumnya merefleksikan waktu yang diperlukan untuk mencapai convergence pada network.









Distance Vector - Hold down
Metoda Distance Vector mempunyai keuntungan berikut:
  • Relative terbukti stabil, yang merupakan algoritme original routing
  • Relative gampang dipelihara dan di implementasikan
  • Kebutuhan bandwidth bisa diabaikan untuk environment LAN typical.
Kerugian dari Distance vector adalah sebagai berikut:
  • Membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai convergence (update dikirim dengan interval waktu tertentu).
  • Router melakukan kalkulasi routing table nya sebelum mem-forward perubahan tabelnya
  • Rentan terjadinya routing loop
  • Kebutuhan bandwidth bisa sangat besar untuk WAN atau environment LAN yang kompleks.