Jumat, 14 Mei 2010

SUBNETING VLSM


A. PENDAHULUAN

Subnet adalah upaya / proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak, menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit.

IP Subnetting mask merupakan cara untuk membagi network dari suatu IP address berdasarkan kebutuhan jaringan. Subnetting juga dapat didefinisikan sebagai salah satu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telah dimiliki, yaitu sebagian host ID dikorbankan untuk digunakan dalam membuat network ID tambahan. Subnetting juga merupakan teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia dengan lebih efisien. Teknik subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatasi oleh kelas-kelas IP A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan kelas-kelas IP address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia, yaitu 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting membolehkan untuk memilih angka bit acak untuk digunakan sebagai network ID. Dengan subnetting, kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.

Untuk contoh subnet mask dapat dilihat pada tabel berikut dengan mengambil satu IP address kelas A dengan nomor 44.132.1.20 :



















Vlsm adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  1. Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya.
  2. Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus paket informasi.

VLSM pada awalnya digunakan untuk membagi satu subnet besar menjadi kumpulan subnet-subnet kecil demi menghindari kelebihan alamat IP publik yang tidak terpakai yang diberikan dari ISP ke client. VLSM juga digunakan untuk tujuan yang sama. Karena untuk private IP kelas A, B dan C menjadi jauh lebih fleksibel untuk penggunaan internal. Representasi VLSM tidak menggunakan kumpulan 4 oktet seperti (255.255.0.0 untuk default subnet mask kelas B), tapi VLSM membantu menerjemahkan angka yang digunakan menjadi kumpulan 4 oktet yang digunakan untuk melakukan subnetting.

B. CARA SUBNET

Contoh penerapan VSLM
Konsep subneting memang menjadi solusi dalam mengatasi jumlah pemakaian IP Address. Akan tetapi kalau diperhatikan maka akan banyak subnet. Penjelasan lebih detail pada contoh :
contoh :
Pada suatu perusahaan yang mempunyai 6 departemen ingin membagi networknya, antara lain :
1. Departemen A = 100 host
2. Departemen B = 57 host
3. Departemen C = 325 host
4. Departemen D = 9 host
5. Departemen E = 500 host
6. Departemen F = 25 host
IP Address yang diberikan dari ISP adalah 160.100.0.0/16
Apabila kita menggunakan subneting biasa maka akan mudah di dapatkan akan tetapi hasil dari subneting (seperti contoh 1) tersebut akan terbuang sia-sia karena hasil dari subneting terlalu banyak daripada jumlah host yang dibutuhkan. Maka diperlukan perhitingan VLSM yaitu :
Urut kebutuhan host yang diperlukan
1. Departemen E = 500 host
2. Departemen C = 325 host
3. Departemen A = 100 host
4. Departemen B = 57 host
5. Departemen F = 25 host
6. Departemen D = 9 host

Ubah menjadi biner
1. network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Jika pada subneting dimabil dari network maka pada VLSM diambil pada dari host Untuk 500 host network-portion host-portion
10100000 01100100 00000000 00000000
11111111 11111111 00000000 00000000
Untuk 500 host dimabil 9 bit dari host-portion karena 2n-2 > jumlah host
Hasilnya 160.100.0.0/23 Network Broadcast Range-Hoat
160.100.0.0/23 160.100.0.255 160.100.0.1 – 160.100.1.254
160.100.2.0/23 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.3.254
160.100.4.0/23 160.100.4.255 160.100.4.1 – 160.100.5.254
160.100.6.0/23 160.100.6.255 160.100.6.1 – 160.100.7.254
160.100.8.0/23 160.100.8.255 160.100.8.1 – 160.100.9.254
…….. ………. ………….
160.100.254.0/23 160.100.254.255 160.100.254.1 – 160.100.255.254
2. Untuk 325 host kita masih dapat menggunakan subnet dari 500 host karena masih dalam arena 29 dan pilihlah subnet yang belum digunakan.
Untuk 100 host menggunakan 28 > 100 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.2.0/24 network-portion host-portion 10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000010 00000000
Maka Network Broadcast Range-Hoat
160.100.2.0/24 160.100.2.255 160.100.2.1 – 160.100.2.254
160.100.3.0/24 160.100.3.255 160.100.3.1 – 160.100.3.254
3. Untuk 57 host menggunakan 26 >57 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.3.0/24 network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
Maka Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.0/26 160.100.3.91 160.100.3.1 – 160.100.3.90
160.100.3.64/26 160.100.3.63 160.100.3.65 – 160.100.3.126
160.100.3.128/26 160.100.3.127 160.100.3.129 – 160.100.3.190
160.100.3.192/26 160.100.3.191 160.100.3.193 – 160.100.3.254
4. Untuk 25 host menggunakan 25 > 25 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.3.192/25 network-portion host-portion
10100000 01100100 00000010 00000000
11111111 11111111 00000011 00000000
Maka Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.192/27 160.100.3.223 160.100.3.193 – 160.100.3.222
160.100.3.224/27 160.100.3.255 160.100.3.225 – 160.100.3.254
5. Untuk 9 host menggunakan 24 > 16 dan ambil salah satu dari subnet sebelumnya yang belum terpakai. misal 160.100.3.224/25 network-portion host-portion 10100000 01100100 00000010 00000000 11111111 11111111 00000011 00000000 maka
Network Broadcast Range-Hoat
160.100.3.224/28 160.100.3.239 160.100.3.225 – 160.100.3.227
160.100.3.240/28 160.100.3.255 160.100.3.241 – 160.100.3.254

C. KONSEP SUBNETING

konsep subneting dapat di analogikan sebagai sebuah jalan. Jalan bernama RE Martadinata terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. RE Martadinata.

KSubnetting01

Dikarenakan oleh suatu keadaan dimana rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

KSubnetting02

Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan konsep subnetting. Dimana tujuannya ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 4 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 10 komputer (host). Tujuan lainnya juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl. RE Martadinata dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut. Broadcast-broadcast ini secara berkesinambungan dikirim ke semua host dalam sebuah network. Saat traffic broadcast mulai mengonsumsi begitu banyak bandwith tersedia, maka administrator perlu mengambil langkah subnetting untuk mereduksi ukuran broadcast domain tersebut, sehingga diperoleh performansi jaringan yang lebih baik.

KSubnetting03

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS. Sebuah network tunggal dan besar yang dibatasi oleh area geografis dapat menimbulkan berbagai masalah terutama di sisi kecepatan. Dengan mengkoneksikan multi jaringan yang lebih kecil maka diharapkan dapat membuat sistem lebih efisien.

KSubnetting04

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl RE Martadinata tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang).

analisa paktikum 3

LEMBAR ANALISA

PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER -3

Tanggal Praktikum : Kamis, 15 APRIL 2010

Nama : Halimah Thus Sya'diah

NIM : 08 615 042

Kelas : 4B


Praktikum 1 :

l Hasil dari ifconfig dari client

lab2@lab2-desktop:~$ ifconfig

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:db:98

inet addr:192.168.0.4 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0

inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:db98/64 Scope:Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:1431 errors:18 dropped:0 overruns:0 frame:18

TX packets:1592 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:159688 (159.6 KB) TX bytes:155035 (155.0 KB)

lo Link encap:Local Loopback

inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0

inet6 addr: ::1/128 Scope:Host

UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1

RX packets:250 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:250 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:0

RX bytes:17824 (17.8 KB) TX bytes:17824 (17.8 KB)

l Hasil dari route –n pada client

lab2@lab2-desktop:~$ route -n

Kernel IP routing table

Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface

192.168.0.0 0.0.0.0 255.255.255.0 U 0 0 0 eth0

0.0.0.0 192.168.0.254 0.0.0.0 UG 0 0 0 eth0

l Hasil dari ifconfig pada router

arfin@arfin-desktop:~$ ifconfig

eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:11:95:c7:09:e0

inet addr:10.255.255.254 Bcast:10.255.255.255 Mask:255.0.0.0

inet6 addr: fe80::211:95ff:fec7:9e0/64 Scope:Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:23 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:34 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:4878 (4.8 KB) TX bytes:6195 (6.1 KB)

Interrupt:22

eth1 Link encap:Ethernet HWaddr 00:19:d1:18:dc:25

inet addr:192.168.0.254 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0

inet6 addr: fe80::219:d1ff:fe18:dc25/64 Scope:Link

UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1

RX packets:36 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:62 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:1000

RX bytes:3224 (3.2 KB) TX bytes:10790 (10.7 KB)

lo Link encap:Local Loopback

inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0

inet6 addr: ::1/128 Scope:Host

UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1

RX packets:12 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0

TX packets:12 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0

collisions:0 txqueuelen:0

RX bytes:880 (880.0 B) TX bytes:880 (880.0 B)

l Hasil dari route –n pada router

arfin@arfin-desktop:~$ route -n

Kernel IP routing table

Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface

192.168.0.0 0.0.0.0 255.255.255.0 U 0 0 0 eth1

169.254.0.0 0.0.0.0 255.255.0.0 U 1000 0 0 eth1

10.0.0.0 0.0.0.0 255.0.0.0 U 0 0 0 eth0v

l Ping ke jaringan yang lain

lab2@lab2-desktop:~$ ping 192.168.0.254

PING 192.168.0.254 (192.168.0.254) 56(84) bytes of data.

64 bytes from 192.168.0.254: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.150 ms

64 bytes from 192.168.0.254: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.143 ms

64 bytes from 192.168.0.254: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.144 ms

^C

-----------------------------------

lab2@lab2-desktop:~$ ping 10.0.0.1

PING 10.0.0.1 (10.0.0.1) 56(84) bytes of data.

64 bytes from 10.0.0.1: icmp_seq=1 ttl=63 time=7.32 ms

64 bytes from 10.0.0.1: icmp_seq=2 ttl=63 time=0.228 ms

^C

jaringan internet

Langkah 1







Informasi dikumpulkan ke suatu wadah, dimana setiap wadah tersebut akan diberi sebuah label dan alamat (address)yang akan membentuk sebuah paket TCP.

Langkah 2







Paket-paket tersebut akan melewati area jaringan.

Langkah 3









Paket-paket ini akan melalui sebuah proses lagi, dimana paket-paket ini akan melalui router , kemudian router akan memilih paket yang layak untuk diproses lebih lanjut. Tetapi paket-paket yang tidak dapat melalui proses selanjutnya akan dibuang atau dihancurkan.

Langkah 4













Setelah itu switch akan memilih paket yang mempunyai address yang akan dikirim kembali.

Langkah 5











Paket-paket yang sudah fixs kemudian akan dikirimkan kembali kejaringan dan disimpan didalam sebuah tempat penyimpanan.

Langkah 6











Setelah itu paket yang berisi alamat(address) akan dibuka kemudian diperiksa, alamat (address) yang tidak digunakan akan dikeluarkan dan paket akan dihancurkan. Selanjutnya label akan dibuka dan akan dikirim kembali kejaringan.

Langkah 7










Selanjutnya paket melewati dinding yang menghubungkan jaringan untuk internet.

Langkah 8










Selanjutnya setiap paket akan melewati router, paket yang tidak bagus akan dihancurkan dan yang bagus akn melanjutkan kedunia internet.

Langkah 9









Paket-paket akan dikirim kesetiap jaringan internet dan ada arus paket masuk dan keluar.

Langkah 10







Selanjutnya paket-paket akan melewati dinding, dinding didesain berbeda. Jika paket melewati angka 80 dan 25 maka paket akan terus melanjutkan keproses selanjutnya dan menuju ke internet server, tetapi jika menuju angka 23, 21, 53 maka paket akan hancur.

Langkah 11













Selanjutnya paket TCP dan ICMP akan melewati dinding.

Langkah 12









Paket akan dikumpulkan menjadi satu diwebserver. TCP dan ICMP akan dikumpulkan menjadi satu, selanjutnya satu per satu paket akan dibuka dan web informasi akan diambil. Ketika kotak dalm keadaan kosong, maka kotak-kotak tersebut akan digunakan kembali untk diisi dengan informai lagi.

pemasangan penghubung (konektor)

Dalam pemasangan penghubung atau yang biasa kita sebut juga sebagai konektor ini, pemasangannya harus disesuaikan dengan urutannya. Memang dapat saja Anda memasang dengan cara. Anda atau semau Anda sendiri, tetapi cara salah dan tidak tepat karena pemasangan konektor ini sudah ditentukan urutannya dan telah ditentukan dalam bentuk warna. Untuk itulah Anda harus mengetahui bagaimana urutan kabel yang akan Anda pasang
secara tepat, cepat, dan sesuai dengan aturan. Di bawah ini merupakan gambar urutan pemasangan kabel dari Hub ke komputer PC yang sudah terpasang kartu jaringan atau LAN Card (NIC).
Apabila dalam pemasangan Anda ingin memasang kabel untuk dua komputer sekaligus ke server dan ke workstation tanpa menggunakan hub maka urutan pemasangan kabelnya berbeda dengan yang menggunakan HUB. Prosedur pemasangan kabel ini memang tidak terlalu sulit jika sudah mengetahui caranya. Namun demikian Anda harus benar- benar memperhatikan pemasangan kabel ini karena jika kabel dan konektor sudah terpasang tidak bisa dibuka kembali dan untuk memperbaikinya Anda harus memotong kembali kabel
yang sudah terpasang tersebut. Konektor RJ 45 pun otomatis tidak akan terpakai lagi dan Anda harus mengganti dengan yang baru. Untuk jelasnya, prosedur pemasangan konektor UTP ini adalah sebagai berikut:

1. Potong kabel UTP yang akan disambungkan ke RJ45, setelah itu kupas bagian luarnya dengan pemotong yang kita kenal sebagai tang clipper (crimping ).







Gambar 1. Crimping Tools

2. Setelah bagian luar atau kulit kabel tersebut dipotong maka akan tampak bagian dalam kabel yang mempunyai corak warna yang berbeda-beda, yaitu putih oranye, oranye, putih hijau, biru, putih biru, hijau, putih coklat, coklat. Untuk itulah Anda harus mengetahui bagaimana urutan dari kabel yang akan Anda pasang secara tepat, cepat, dan sesuai dengan aturan. Di bawah ini merupakan gambar urutan pemasangan kabel dari hub/switch ke komputer PC yangsudah terpasang kartu jaringan atau LAN Card (NIC).








Gambar 2. Susunan kabel straight

Apabila dalam pemasangan Anda ingin memasang kabel untuk dua komputer sekaligus ke server dan ke workstation tanpa menggunakan hub/switch maka urutan pemasangankabelnya berbeda dengan yang menggunakan hub:









Gambar 3. Susunan kabel cross

3. Setelah itu susun urutan warna mengikuti petunjuk yang ada.

4. Setelah kabel diurutkan, ratakan kabel tersebut untuk dimasukkan ke konektor RJ45. Pemasangannya harus hati-hati karena kalau tidak akan berakibat fatal dan konektor akan rusak sehingga otomatis tidak akan terpakai lagi jika sudah terjepit dengan tang clipper (crimping).








Gambar 4. Memasukkan Kabel UTP ke dalam RJ-45















Gambar 5. Menjepit kabel menggunakan Crimping

5. Setelah diratakan, siapkan konektor RJ45 dan masukkan kabel ke konektor tersebut dan jangan lupa, posisi setiap ujung konektor harus sama. Selain itu bagian luarnya atau pembungkusnya harus terjepit agar kuat dan tidak goyang.

6. Setelah kabel masuk dan rata sampai ujung konektor, gunakan tang clipper (crimping) untuk menjepitnya. Penjepitannya ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak meleset atau ada salah satu kabel yang tidak terjepit denganbaik, karena jika ada salah satu kabel saja yang tidak terjepit akan berakibat fatal. Kemudian jepit yang keras sehingga tembaga yang tadinya keluar dan menonjol akan rata kembali seperti sebelum dimasukkan ke konektor.

7. Apabila pemasangan atau penjepitan telah selesai pada ujungyang satunya maka lakukan lagi pada ujung yang lainnya. Prosedurnya sama seperti yang telah dijelaskan di atas. Jika tidak terjadi kesalahan maka hasil pemasangan akan terlihat rapi di antara kedua ujung kabel yang sudah terpasang dengan RJ45.















Gambar 6. Hasil Crimping kabel yang baik

Minggu, 25 April 2010

praktikum jarkom 2

Tanggal Praktikum : Kamis, 1 April 2010

Nama : halimah thus sya'diah

Nim : 08 615 042

Kelas : IV B


  1. mii-tool dengan kabel dilepas

lab2@lab2-desktop:~$ mii-tool

SIOCGMIIPHY on 'eth0' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth1' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth2' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth3' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth4' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth5' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth6' failed: Operation not permitted

SIOCGMIIPHY on 'eth7' failed: Operation not permitted

  1. mii-tool dengan kabel terpasang

lab2@lab2-desktop:~$ sudo mii-tool eth0

eth0: negotiated 100baseTx-FD flow-control, link ok

  1. lspci

lab2@lab2-desktop:~$ lspci

00:00.0 Host bridge: Intel Corporation 82945G/GZ/P/PL Memory Controller Hub (rev 02)

00:02.0 VGA compatible controller: Intel Corporation 82945G/GZ Integrated Graphics Controller (rev 02)

00:1b.0 Audio device: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) High Definition Audio Controller (rev 01)

00:1c.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 1 (rev 01)

00:1c.2 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 3 (rev 01)

00:1c.3 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 4 (rev 01)

00:1d.0 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #1 (rev 01)

00:1d.1 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #2 (rev 01)

00:1d.2 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #3 (rev 01)

00:1d.3 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #4 (rev 01)

00:1d.7 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB2 EHCI Controller (rev 01)

00:1e.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801 PCI Bridge (rev e1)

00:1f.0 ISA bridge: Intel Corporation 82801GB/GR (ICH7 Family) LPC Interface Bridge (rev 01)

00:1f.1 IDE interface: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) IDE Controller (rev 01)

00:1f.2 IDE interface: Intel Corporation 82801GB/GR/GH (ICH7 Family) SATA IDE Controller (rev 01)

00:1f.3 SMBus: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) SMBus Controller (rev 01)

04:08.0 Ethernet controller: Intel Corporation PRO/100 VE Network Connection (rev 01)

lab2@lab2-desktop:~$ lspci

00:00.0 Host bridge: Intel Corporation 82945G/GZ/P/PL Memory Controller Hub (rev 02)

00:02.0 VGA compatible controller: Intel Corporation 82945G/GZ Integrated Graphics Controller (rev 02)

00:1b.0 Audio device: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) High Definition Audio Controller (rev 01)

00:1c.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 1 (rev 01)

00:1c.2 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 3 (rev 01)

00:1c.3 PCI bridge: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) PCI Express Port 4 (rev 01)

00:1d.0 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #1 (rev 01)

00:1d.1 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #2 (rev 01)

00:1d.2 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #3 (rev 01)

00:1d.3 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB UHCI Controller #4 (rev 01)

00:1d.7 USB Controller: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) USB2 EHCI Controller (rev 01)

00:1e.0 PCI bridge: Intel Corporation 82801 PCI Bridge (rev e1)

00:1f.0 ISA bridge: Intel Corporation 82801GB/GR (ICH7 Family) LPC Interface Bridge (rev 01)

00:1f.1 IDE interface: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) IDE Controller (rev 01)

00:1f.2 IDE interface: Intel Corporation 82801GB/GR/GH (ICH7 Family) SATA IDE Controller (rev 01)

00:1f.3 SMBus: Intel Corporation 82801G (ICH7 Family) SMBus Controller (rev 01)

04:08.0 Ethernet controller: Intel Corporation PRO/100 VE Network Connection (rev 01)

  1. arp

lab2@lab2-desktop:~$ arp

Address HWtype HWaddress Flags Mask Iface

169.254.70.180 ether 00:19:d1:18:de:15 C eth0

lab2@lab2-desktop:~$ arp

  1. ifconfig dan route dengan IP 192.168.0.*/24

lab2@lab2-desktop:~$ sudo ifconfig eth0 192.158.0.14/24

lab2@lab2-desktop:~$ route 192.158.0.14/24

Usage: route [-nNvee] [-FC] [] List kernel routing tables

route [-v] [-FC] {add|del|flush} ... Modify routing table for AF.

route {-h|--help} [] Detailed usage syntax for specified AF.

route {-V|--version} Display version/author and exit.

-v, --verbose be verbose

-n, --numeric don't resolve names

-e, --extend display other/more information

-F, --fib display Forwarding Information Base (default)

-C, --cache display routing cache instead of FIB

=Use '-A ' or '--'; default: inet

List of possible address families (which support routing):

inet (DARPA Internet) inet6 (IPv6) ax25 (AMPR AX.25)

netrom (AMPR NET/ROM) ipx (Novell IPX) ddp (Appletalk DDP) x25 (CCITT X.25)

6. ---

7. ---

8. netstat –nlptu

lab2@lab2-desktop:~$ netstat -nlptu

(Not all processes could be identified, non-owned process info will not be shown, you would have to be root to see it all.)

Active Internet connections (only servers)

Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State PID/Program name

tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN -

udp 0 0 0.0.0.0:42638 0.0.0.0:* -

udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:* -

udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:* -

9. netstat -natu

lab2@lab2-desktop:~$ netstat -natu

Active Internet connections (servers and established)

Proto Recv-Q Send-Q Local Address Foreign Address State

tcp 0 0 127.0.0.1:631 0.0.0.0:* LISTEN

tcp 0 0 169.254.8.104:40346 169.254.70.180:139 CLOSE_WAIT

udp 0 0 0.0.0.0:42638 0.0.0.0:*

udp 0 0 0.0.0.0:68 0.0.0.0:*

udp 0 0 0.0.0.0:5353 0.0.0.0:*

Selasa, 20 April 2010

perangkat jaringan

PERANGKAT JARINGAN

1. Aksesoris

A. Anti Petir Lightning Surge Protector TP-Link TL-ANT24SP














Keterangan Produk :
Perangkat ini digunakan sebagai penangkal serangan petir (anti-petir) atau kontak langsung dengan tegangan listrik dari luar. Alat ini melindungi pengaruh listrik pada perangkat-perangkat jaringan internal yang menggunakan media wireless LAN (wifi) yang dipasang pada media eksternal (antena luar/outdoor).
Features :

* Quarter Wave Technology
* Maintenance Free
* N-Plug to N-Jack connector


B. POE Segitiga
















Keterangan Produk :
PoE ini bersifat pasif (Passive PoE) dan biasanya digunakan untuk Routerboard atau radio AP yang support PoE.

C. POE SPLITER MINI















Keterangan Produk :
Poe spliter ini dugunakan untk berbagai macam tipe radio akses point seperti Minitar, Jaht, Edimax, TP-link. Tegangan diberikan dari PoE ini ke perangkat-perangkat jaringan tersebut melalui kabel UTP yang terhubung satu sama lainnya. Lebih praktis dan ekonomis. sama halnya dengan poe spliter biasa, POE ini juga terdiri dari 2 yaitu POE atas dab bawah. dengan menggunakan adaptor bawaan Access Point, POE bawah digunakan untuk melewatkan arus via kabel UTP, dan POE atas untuk menisahkan arus dari kabel UTP ke Power Access Point.
Kabel PigTail


2. Kabel LAN

A. Kabel UTP Belden USA Cat5e













Keterangan Produk :
UTP, singkatan dari “Unshielded Twisted Pair". Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi elektromagnetik. Dan disebut twisted pair soalnya di dalamnya terdapat pasangan kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan.

3.Kabel Pigtail
A. Pigtail TP-Link TL-ANT24PT
















Keterangan Produk :
TL-ANT24PT
Kabel dikepang TL-ANT24PT sangat ideal untuk koneksi fleksibel antara kabel outdoor kaku dan jalur akses nirkabel / router. It is very easy to use, no configuration or installation software required. Hal ini sangat mudah digunakan, tidak ada konfigurasi atau perangkat lunak diperlukan instalasi.

4.Router Indoor

A. ROUTERBOARD INDOOR RB750G (GIGABIT LAN)

















Spesifikasi Produk :
• CPU : AR7161 680/800MHz CPU
• Memory : 32MB DDR SDRAM onboard memory
• Boot loader : RouterBOOT
• Data storage : 64MB onboard NAND memory chip
• Ethernet : Five 10/100/1000 gigabit ethernet ports (with switch chip)
• miniPCI : none
• Extras : Reset switch, Beeper
• Serial port : no serial port
• LEDs : Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs
• Power options : Power over Ethernet: 9-28V DC (except power over datalines). Power jack: 9.28V DC
• Dimensions : 113x89x28mm. Weight without packaging and cables: 130g
• Power consumption: Up to 3W
• Operating System : MikroTik RouterOS v3, Level4 license

5.Routerboard Outdoor

A. ROUTERBOARD Outdoor RB433














Spesifikasi RB433:

* CPU : 300MHz Atheros CPU
* Memory : 64MB DDR onboard memory chip
* Root loader : RouterBOOT, 1Mbit Flash chip
* Data storage : 64MB onboard NAND memory chip
* Ethernet ports : 3 buah 10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting Auto-MDI/X
* Serial ports : One DB9 RS232C asynchronous serial port
* LEDs : Power, user LED
* Watchdog : IDT internal SoC hardware watchdog timer
* Power options : Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over datalines)
* Power jack : 10..28V DC; Overvoltage protection
* Dimensions : 150mm x 105mm (5.90 in x 4.13 in)
* Temperature : Operational: -20°C to +70°C (-4°F to 158°F)
* Humidity : Operational: 70% relative humidity (non-condensing)
* Currently supported OS : RouterOS

6.Antena Wireless

A. Grid Antenna Kenbotong 2,3-2,5 GHz 24 Dbi

















Applications :

* 2.3 - 2.5 GHz ISM Band
* IEEE 802.11b and 802.11g Wireless LAN
* WiFi Systems
* Long-range Directional Applications
* Point to Point Systems
* Point to Multi-point Systems
* Wireless Bridges
* Backhaul Applications
* Wireless Video Systemm

Features :

* Superior performance
* Cast aluminum construction
* UV stable light gray powder coat finish
* All weather operation
* 8° beam-width
* 12 inch coax lead
* Easy to assemble


7.MiniPCI Wireless
A. Atheros Wireless MiniPCI 600mWatt 2,4GHz (XR2)
















Spesifikasi Teknis :

* Chipset : Atheros, 6th Generation, AR5414
* Radio Operation : IEEE 802.11b/g, 2.4GHz
* Interface : 32-bit mini-PCI Type IIIA
* Operation Voltage : 3.3VDC
* Antenna Ports : Single MMCX
* Temperature Range : -45C to +90C (extended temp version up to +95C)
* Security : WPA, WPA2, AES-CCM & TKIP Encryption, 802.1x, 64/128/152bit WEP
* Data Rates : 6Mbps, 9Mbps, 12Mbps, 24Mbps, 36Mbps, 48Mbps. 54Mbps
* TX Channel Width Support : 5MHz / 10MHz / 20MHz / 40MHz
* RoHS Compliance : YES
* Wireless Modular Approvals : FCC Part 15.247, IC RS210


8.Outdoor Access Point

A. Nano Station 2 (2.4GHz) 400mW














Technical information Hyperlink HG2415U-PRO:
Wireless Mode:
* Station
* Station WDS
* Access Point
* Access Point WDS

System Information :
  • Processor Specs : Atheros AR2316 SOC, MIPS 4KC, 180MHz
  • Memory Information : 16MB SDRAM, 4MB Flash
  • Networking Interface : 1 X 10/100 BASE-TX (Cat. 5, RJ-45) Ethernet Interface
  • Wireless Approvals : FCC Part 15.247, IC RS210
  • RoHS Compliance : Yes
  • TX Power : 26dBm, +/-2dB
  • RX Sensitivity : -97dBm +/-2dB
  • Antenna : Integrated 10dBi Dual Pol + External SMA
  • Outdoor Range : over 15km
  • TCP/IP Throughput : 25Mbps+
  • Max Power Consumption : 5 Watts
  • Power Supply : 12V, 1A (12 Watts). Supply and injector included
  • Power Method : Passive Power over Ethernet (pairs 4,5+; 7,8 return)
  • Operating Temperature : -20C to +70C (System PCB optimized for hi-temp)
  • Operating Humidity : 5 to 95% Condensing
  • Shock and Vibration : ETSI300-019-1.4

B. Bullet2hp 800mW














Technical information bullet 2hp 800mW :
Features:
- High Performance 800mW 802.11b/g radio architecture
- Adjustable Channel support (5/10/20 MHz)
- Works with any suitable antenna
- Ubiquiti AirOS software
- External status LEDs
- Power over Ethernet

Specification :
  • 29 dBm / 800mW +/- 1dB 802.11b/g Atheros chipset
  • MIPS 4KC, 180MHz
  • 16MB SDRAM, 4MB Flash
  • 1 x 10/100 Base-TX (Cat.5, RJ-45) Ethernet Interface
  • FCC Part 15.247, IC RS210, CE
  • Integrated N Male connector
  • Maximum Power Consumption: 4 Watts
  • Dimensions : 15.2 cm x 3.1 cm x 3.7 cm
  • Weight : 0.18 kg
  • Enclosure : Outdoor UV Stabilized Plastic
  • Power Rating : between 10V and 24V
  • Max. Power Consumption : 8 Watts
  • Power Method : Passive PoE (pairs 4,5+; 7.8 return)
  • Operating Temp : -20C to +70C
  • Shock and Vibration : ETSI300-019-1.4
  • RoHS Compliant : Yes

9.Indoor Access Point

A. Linksys WRT54GL















Tech Specs :
• Model: WRT54GL
• Standards:IEEE 802.3, IEEE 802.3u, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b
• Channels: 11 Channels (US, Canada) dan 13 Channels (Europe, Japan)
• Ports/Buttons:
==>Internet: One 10/100 RJ-45 Port
==>LAN: Four 10/100 RJ-45 Switched Ports One Power Port One Reset Button One

SecureEasySetup Button
• Cabling:Type CAT 5
• LEDs: Power, DMZ, WLAN, LAN (1, 2, 3, 4), Internet, SecureEasySetup
• RF Power Output: 18 dBm
• UPnP able/cert: Able
• Security Features: Stateful Packet Inspection (SPI) Firewall, Internet Policy
• Wireless Security: Wi-Fi Protected Access™2 (WPA2), WEP, Wireless MAC Filtering

Key Features :
  • Linux-based Internet-sharing Router with built-in 4-port Switch and Wireless-G Access Point
  • Shares a single Internet connection and other resources with Ethernet wired and Wireless-G and -B devices
  • Includes four Fast Ethernet ports for your wired computers and devices
  • Wireless signals are protected by industrial-strength WPA2 encryption, and your network is
  • protected from most known Internet attacks by a powerful SPI firewal
  • Easy to install -- up and running in minutes
  • Includes 30-Day Free Trial of Trend Micro Internet Security software to help protect against viruses, spyware, and identity theft
  • All ports support Auto-Crossover (MDI/MDI-X) -- no need for crossover cables
  • Complies with the IEEE 802.11 b and 802.11g 2 standards

Kamis, 15 April 2010

soal 3

SOAL 3.4

  1. jelaskan perbedaan antara swicth dengan hub?
  2. kenapa ketinggian satelit berbeda-beda, apa tujuannya?
  3. jelaskan prinsip kerja wireless sehingga data bisa dikirimkan?
  4. pada pengiriman lewat udara, route datanya menyebar. lalu bagaimana receiver bisa mengenali datanya?
  5. kenapa pada fiber optik bandwidnya lebih besar?
Jawaban
  1. Pada swicth dan hub jelas berbeda dimana pada penggunaan swicth pembagian bandwithnya sama sedangkan pada hub bandwithnya di bagi berdasarkan jumlah komputer yang terhubung ke hub.
  2. Pada satelite memiliki ketinggian berbeda-beda dimana letak satelit yang paling tinggi memiliki cakupan nilai yang luas sedangkan yang paling rendah jelas memiliki cakupan luas yang sempit.hal ini dapat di ilustrasikan seperti sinar senter ketika sinar senter dekat dengan lantai daerah yang terkena sinar luasanya kecil tapi ketika senter kita tarik semakin jauh dari lantai maka cakupan area yang terkena sinar lebih luas.
  3. Pada sistem wireless mula-mula data yang akan dikirimkan dimodulasi dengan sinyal carier yang frekuensinya tinggi setelah dimodulasi sinyal dipancarkan dan disisi penerima sinyal tersebut di demodulasi dan di dapatkan data yang di ingginkan?
  4. Pada kasus seperti ini sinyal yang pertama kali diterima di proses kemudian bila ada sinyal yang lain masuk maka akan dibandingkan dengan sinyal yang sudah masuk sebelumya jika hasilnya sama sinyal yang baru masuk akan dibuang tapi bila sinyal yang masuk tidak sama dengan sinyal sebelumya maka sinyal akan diproses.
  5. Antara kabel biasa dengan fiber optik bandwith fiber optik lebih besar karena bandwith erat hubunganya dengan kecepatan pengiriman dimana kecepatan cahaya lebih tinggi dari pada kecepatan listrik yang mengalir untuk itulah kenapa bandwith fiber optik lebih besar.